Live Streaming RADIO VNK 107,3 FM SUMEDANG

Kamis, 13 Juli 2017

Tanjung Sayang di Ujung Sumedang

Tanjung Sayang di Ujung SumedangSumedang, CNN Indonesia -- Jalan berbatu dan suasana gersang menyambut saya selama perjalanan menuju Tanjung Duriat, Desa Pajagan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Mengendarai sepeda motor selama kurang lebih tiga jam perjalanan, saya tempuh demi menebus rasa penasaran ingin melihat Tanjung—daratan yang menjorok ke danau, di ujung Kabupaten Sumedang.

Sesampainya di sana, pemandangan indah pun seakan menuntun saya untuk menyusuri luasnya air tawar pada siang itu. Penat selama perjalanan terbayarkan oleh udara yang sejuk dan bendungan Jatigede yang terbentang luas.

Tanjung Duriat menampilkan sisi lain dari pemandangan Bendungan Jatigede yang terletak di antara Kabupaten Sumedang, Cirebon, dan Majalengka. Lahan milik Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perhutani) ini belum resmi menjadi kawasan wisata.

Meski begitu, banyak pengunjung yang telah mengetahui tempat wisata yang juga menawarkan tur keliling pulau di sekitar Tanjung ini. Syifa, seorang pengunjung di sana yang saya temui pada 20 April 2017 lalu. Ia turut kagum atas keindahan Bendungan Jatigede dari atas bukit yang dipijaknya.

“Pemandangannya bagus banget, tapi ngerasa gersang aja tempatnya. Mungkin karena tempat baru ya, kalau dikembangkan bisa jadi bagus kok,” ucapnya kala itu. Ini memang pertama kalinya Syifa mendatangi Tanjung, “Sebenarnya tadi ingin ke Waduknya langsung, cuma sempat kesasar dan malah sampai di tempat ini. Ya, tidak menyesal juga sih walau ke sini gak sengaja,” tambahnya.

Belum banyak yang bisa dinikmati selain pemandangan alam dari Tanjung Duriat karena memang masih dalam tahap pembenahan. Nantinya sesuai dengan rencana Perhutani Sumedang, tanjung ini juga akan menyediakan berbagai wahana bagi pengunjung.

Rencana ini disampaikan oleh Asisten Perhutani Sumedang, Eros Ruswandi yang saya temui di sana. “Tanjung Duriat ini buka bulan Juli 2016, hasil kerja sama antara Perhutani Sumedang dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Saat ini, kami berencana mengundang investor untuk mengembangkan tempat wisata alam ini,” ujar lelaki yang saat itu mengenakan seragam pegawai negerinya.

Kasih Sayang terhadap Alam
Nama Tanjung Duriat dipilih tidak hanya untuk menambahkan nilai jualnya. Diberi nama tanjung di depannya pun karena dataran tinggi ini menjorok ke danau. “Daratannya berbentuk tanjung,” kata Eros. Kata Duriat sendiri berasal dari Bahasa Sunda yang artinya kasih sayang.

Seperti yang dilansir pada sumedangtandang.com, arti kasih sayang di sini bukan sekedar menggambarkan cinta kasih. Di tempat ini pengunjung dapat merasakan nuansa indahnya Bendungan Jatigede dan melihat pelangi di saat hujan, serta melihat terbenamnya matahari sampai munculnya bulan.

Mewakili arti dari Tanjung Duriat ini, maka dibangunlah penanda Tanjung Duriat dengan gambar hati di tengah tulisannya. Penanda ini juga dapat menjadi tempat berfoto ria bersama teman, keluarga, atau orang terkasih. Di belakang penanda ini juga terlihat pemandangan hamparan air Bendungan Jatigede yang dapat mendukung kestetisan hasil foto sendiri (selfie) atau bersama teman (wefie). Selain itu, ada tiang informasi penanda arah beberapa negara di dunia dan tempat di sekitar Bendungan Jatigede. Tiang ini juga bisa jadi tempat berfoto lainnya bersama keluarga atau teman-teman.

***
Memerlukan proses yang sulit untuk mendapatkan hasil yang berharga. Sama seperti Tanjung Duriat ini, tidak mudah melalui akses yang berbatu. Selain itu, sudah lelah dengan perjalanannya, pengunjung juga harus membayar tiket masuk seharga Rp5.000 per orang, Rp5.000 untuk kendaraan roda empat dan Rp2.000 untuk kendaraan roda dua.

Setelah itu, baru pengunjung dapat menikmati kasih sayang yang berasal dari alam sepuasnya. “Harga masuknya cukup terjangkau, harapannya sih ketika tempat wisata ini sudah diresmikan, harga masuknya enggak naik. Tetap standar aja gitu,” ucap April, salah satu pengunjung lainnya saat itu.

Tidak terasa waktu yang saya habiskan untuk menikmati keindahan Bendungan buatan manusia ini dari sisi barat lautnya. Keindahan alam ini mampu membawa lari saya sejenak dari realitas kehidupan.

Memang benar, saya merasa sedang mendapatkan kasih sayang dari alam. Sebelum kembali melewati jalan berbatu, saya tidak lupa mengabadikan indahnya pemandangan Bendungan Jatigede dari Tanjung Duriat melalui lensa kamera. Harapannya, melalui lensa kamera, saya masih bisa merasakan keindahan alam tanpa harus lari dari realita. (ded)